Geratri Renjana.

Dulu, aku juga pernah merasa hidup.

Jarch.
2 min readJan 26, 2024

--

Ketika dulu aku masih kecil; seorang pria bertubuh tinggi dengan posturnya yang masih terlihat gagah di usianya pernah bertanya kepadaku, “Nak, kalau besar nanti kamu mau jadi apa?” Tanya pria itu sembari menyisir rambutku yang kala itu tergerai panjang.

Aku mau jadi Guru di sekolahku, Ayah! Jadi, nanti kalo aku udah gede aku masih bisa makan Mochi yang enak di kantin!” Seru diriku dengan polosnya, pria yang kusebut ‘Ayah’ kala itu hanya bisa tersenyum mendengar jawabanku, “Apapun impian kamu nanti, kamu harus kejar hingga impiannya tercapai, ya? Ayah hanya bisa bantu do’a, semoga anak ayah bisa menggapai mimpinya.” Ujarnya yang kemudian mendekap tubuh mungilku dengan erat. Kala itu, aku hanya bisa tersenyum dan membalas pelukannya seperti biasanya.

Sampai akhirnya, semuanya perlahan berubah di masa remaja awalku. Ayah yang dulu kukenal dengan pribadi yang humoris dan tutur bicaranya yang selalu lembut padaku, kini berubah, ia selalu membentak dan memperlakukan diriku dengan kasar. Belaiannya kini berubah menjadi tamparan dan pukulan, tak pernah terlintas dalam benakku hal tersebut akan terjadi menimpa diriku.

“Kemana perginya pria yang dulu selalu memelukku ketika aku menangis?” Tutur batinku; ketika melihat ayah yang beranjak pergi keluar rumah, selepas memberikan luka-luka lebam pada tubuhku. Kala itu, tentu saja aku hanya bisa menangis, aku merasa kehilangan separuh nyawa dalam hidupku. Aku tak pernah seceria dan sebahagia dulu sekarang, cahaya di hidupku perlahan meredup, warna di hidupku perlahan memudar, jalan hidupku tak tersusun kembali, tujuan hidupku tentu saja sirna.

“Impian Tari sekarang ingin mati saja, terus jadi awan agar bisa berkelana tanpa beban di atas sana.”

--

--

Jarch.
0 Followers

Cuman manusia biasa yang lagi nyari alasan buat bertahan hidup.